KONFIGURASI DNS SERVER DEBIAN 10
CARA KONFIGURASI DNS SERVER PADA DEBIAN 10
Assalamualaikum Wr.Wb
Perkenalkan nama saya Najwa Tsani Azzahra dari kelas XI TKJ 2.Pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan mengenai cara konfigurasi DNS Server Pada Debian 10 beserta gambar.Berikut adalah Pengertian,fungsi,jenis,cara kerja, kelebihan, kekurangan, dan langkah-langkah nya.Simak dan pahami dengan baik yaa.
Pengertian DNS Server:
DNS server atau *Domain Name System* server adalah komponen krusial dari internet yang berfungsi untuk menerjemahkan nama domain yang mudah diingat (seperti `www.contoh.com`) menjadi alamat IP yang digunakan oleh komputer untuk berkomunikasi satu sama lain di jaringan. Dengan kata lain, DNS server mengubah nama domain yang Anda masukkan ke dalam browser menjadi alamat numerik yang diperlukan untuk menemukan situs web atau layanan online.
Fungsi DNS server:
- Menerjemahkan Nama Domain ke IP address : DNS mengonversi nama domain yang dapat dibaca manusia (misalnya, "google.com") menjadi IP address numerik (misalnya, "74.125.224.72"), memungkinkan browser memuat website.
- Mengelola Beban Traffic : DNS akan membantu mengoptimalkan website saat traffic sedang tinggi dengan cara mendistribusikan permintaan ke beberapa server.
- Memfasilitasi Pengiriman Email : Dibekali fitur MX record untuk memastikan pengiriman email dapat sampai ke tujuan yang benar.
- Meningkatkan Keamanan : DNS extensions, seperti DNSSEC, melindungi user dari cyber threat dengan memverifikasi keaslian dan keamanan suatu website.
- Mempercepat Akses Web : DNS server meng-cache hasil search, memperpendek waktu akses untuk kunjungan ulang di website yang sama.
Jenis-jenis DNS Server:
- SOA (Start of Authority) : SOA mengacu pada Authority Name Server. SOA berguna untuk menyimpan informasi domain yang sedang terhubung dengan server.
- A (Address) Record : Jenis DNS ini berguna sebagai penerjemah dengan mengubah nama domain menjadi IP Address. Tidak berhenti di sana, A Record dapat memetakan Fully Qualified Domain Name (FQDN) ke alamat IPv4.
- SRV (Service): Jenis DNS record satu ini dapat memberikan izin layanan. Contohnya VoIP atau instant messaging. SRV secara khusus berfungsi untuk spesifikasi data DNS.
- AAAA (Quad A) : Jenis DNS ini berguna untuk menyimpan informasi host sekaligus menghubungkannya ke alamat IPv6.
- CNAME : CNAME merupakan jenis DNS yang melakukan redirect domain ke suatu IP Address. Jadi suatu website dapat memiliki “nama lain” untuk meningkatkan jumlah traffic. Penggunaannya sering dilakukan untuk menghilangkan subdomain agar pengetikan alamat web jadi lebih pendek.
- PTR (Pointer) : PTR atau Pointer digunakan untuk mengarahkan IP Address menjadi domain. Jika Anda menyadarinya, jenis DNS Records ini adalah kebalikan dari A (Address) Record.
- ANAME : Jenis DNS Records ANAME hampir serupa dengan CNAME. Hanya saja ANAME merupakan akar dari domain website yang Anda gunakan.
- NS (Name Server) : Masih sama seperti jenis DNS Records sebelumnya, NS juga berguna menyimpan catatan server. Catatan tersebut nantinya akan digunakan untuk memetakan nama domain ke dalam suatu daftar dari server DNS.
- TXT (Text) : TXT merupakan suatu catatan yang menyimpan informasi teks untuk sumber dari luar domain. Jenis DNS Records ini dapat digunakan untuk berbagai tujuan seperti verifikasi domain di search console dan validasi e-mail.
- MX (Mail Exchange) : MX adalah jenis DNS Records yang merekam server SMTP supaya dapat bertukar atau berkirim e-mail dalam suatu domain.
- SOA (Start of Authority) : SOA mengacu pada Authority Name Server. SOA berguna untuk menyimpan informasi domain yang sedang terhubung dengan server.
- A (Address) Record : Jenis DNS ini berguna sebagai penerjemah dengan mengubah nama domain menjadi IP Address. Tidak berhenti di sana, A Record dapat memetakan Fully Qualified Domain Name (FQDN) ke alamat IPv4.
- SRV (Service): Jenis DNS record satu ini dapat memberikan izin layanan. Contohnya VoIP atau instant messaging. SRV secara khusus berfungsi untuk spesifikasi data DNS.
- AAAA (Quad A) : Jenis DNS ini berguna untuk menyimpan informasi host sekaligus menghubungkannya ke alamat IPv6.
- CNAME : CNAME merupakan jenis DNS yang melakukan redirect domain ke suatu IP Address. Jadi suatu website dapat memiliki “nama lain” untuk meningkatkan jumlah traffic. Penggunaannya sering dilakukan untuk menghilangkan subdomain agar pengetikan alamat web jadi lebih pendek.
- PTR (Pointer) : PTR atau Pointer digunakan untuk mengarahkan IP Address menjadi domain. Jika Anda menyadarinya, jenis DNS Records ini adalah kebalikan dari A (Address) Record.
- ANAME : Jenis DNS Records ANAME hampir serupa dengan CNAME. Hanya saja ANAME merupakan akar dari domain website yang Anda gunakan.
- NS (Name Server) : Masih sama seperti jenis DNS Records sebelumnya, NS juga berguna menyimpan catatan server. Catatan tersebut nantinya akan digunakan untuk memetakan nama domain ke dalam suatu daftar dari server DNS.
- TXT (Text) : TXT merupakan suatu catatan yang menyimpan informasi teks untuk sumber dari luar domain. Jenis DNS Records ini dapat digunakan untuk berbagai tujuan seperti verifikasi domain di search console dan validasi e-mail.
- MX (Mail Exchange) : MX adalah jenis DNS Records yang merekam server SMTP supaya dapat bertukar atau berkirim e-mail dalam suatu domain.
Cara Kerja DNS Server :
- User Query Initiation : Ketika Anda memasukkan nama website seperti ‘google.com’ ke dalam browser Anda, searching D
- User Query Initiation : Ketika Anda memasukkan nama website seperti ‘google.com’ ke dalam browser Anda, searching D
- NS untuk menemukan IP address-nya akan dimulai.
- Recursive Resolver Activation : Resolver, bagian dari DNS server, mulai melakukan searching dengan memeriksa cache-nya untuk melihat apakah IP address sebelumnya telah tersimpan untuk mempercepat proses search.
- Nameserver Consultations : Resolver “berkonsultasi” dengan nameserver root dan TLD untuk menentukan domain authoritative nameserver yang bertanggung jawab atas domain yang dicari.
- Authoritative Nameserver Lookup & Response : Authoritative nameserver memberikan IP address yang tepat, yang diteruskan resolver ke browser Anda untuk mengakses website.
- Caching for Future Efficiency : Setelah mendapatkan IP address, DNS server menyimpannya dalam cache-nya untuk mempercepat kunjungan di masa depan, sehingga jika website tersebut dikunjungi kembali, prosesnya akan lebih cepat.
- NS untuk menemukan IP address-nya akan dimulai.
- Recursive Resolver Activation : Resolver, bagian dari DNS server, mulai melakukan searching dengan memeriksa cache-nya untuk melihat apakah IP address sebelumnya telah tersimpan untuk mempercepat proses search.
- Nameserver Consultations : Resolver “berkonsultasi” dengan nameserver root dan TLD untuk menentukan domain authoritative nameserver yang bertanggung jawab atas domain yang dicari.
- Authoritative Nameserver Lookup & Response : Authoritative nameserver memberikan IP address yang tepat, yang diteruskan resolver ke browser Anda untuk mengakses website.
- Caching for Future Efficiency : Setelah mendapatkan IP address, DNS server menyimpannya dalam cache-nya untuk mempercepat kunjungan di masa depan, sehingga jika website tersebut dikunjungi kembali, prosesnya akan lebih cepat.
Kelebihan DNS Server :
- Kemudahan Penggunaan : DNS memungkinkan pengguna untuk mengakses situs web, layanan online, dan sumber daya jaringan lainnya dengan menggunakan nama domain yang mudah diingat, seperti www.contoh.com, alih-alih harus mengingat alamat IP numerik yang panjang dan kompleks. Ini membuat penggunaan internet menjadi lebih intuitif dan praktis bagi pengguna.
- Skalabilitas : DNS dirancang untuk mengelola skala besar dan kompleksitas infrastruktur jaringan. Dengan DNS, ribuan dan bahkan jutaan nama domain dapat dikelola dengan efisien dan diarahkan ke alamat IP yang tepat. Ini memungkinkan pertumbuhan dan pengembangan internet yang cepat.
- Redundansi dan Ketersediaan Tinggi : DNS memungkinkan replikasi data dan distribusi server DNS di seluruh jaringan. Ini memberikan redundansi dan ketersediaan tinggi, sehingga jika satu server DNS tidak tersedia, permintaan dapat dialihkan ke server DNS lainnya. Hal ini memastikan bahwa sistem DNS tetap beroperasi bahkan saat terjadi kegagalan pada server tertentu.
- Caching : DNS Server dapat melakukan caching atau penyimpanan sementara dari informasi yang diterima. Ketika DNS Server menerima permintaan untuk menerjemahkan nama domain, server akan mencoba mencari catatan (record) yang sesuai dalam cache-nya sebelum mengirim permintaan ke server DNS lainnya. Jika catatan tersebut ditemukan dalam cache, maka server dapat mengembalikan hasilnya secara langsung tanpa harus mencari ke server lain, menghemat waktu dan bandwidth.
- Penemuan Layanan : DNS juga dapat digunakan untuk penemuan layanan di jaringan. Dalam hal ini, DNS menyimpan catatan (record) yang menghubungkan nama layanan dengan alamat IP dan port yang terkait. Misalnya, dalam protokol Voice over IP (VoIP), DNS dapat digunakan untuk mencari alamat IP server VoIP yang tersedia.
- Manajemen Pembaruan : DNS memungkinkan manajemen pembaruan dan perubahan informasi yang terkait dengan nama domain. Admin DNS dapat memperbarui catatan DNS untuk mengarahkan nama domain ke alamat IP yang baru atau mengubah pengaturan DNS lainnya. Perubahan ini dapat dengan cepat dan mudah diterapkan di seluruh jaringan.
- Kemudahan Penggunaan : DNS memungkinkan pengguna untuk mengakses situs web, layanan online, dan sumber daya jaringan lainnya dengan menggunakan nama domain yang mudah diingat, seperti www.contoh.com, alih-alih harus mengingat alamat IP numerik yang panjang dan kompleks. Ini membuat penggunaan internet menjadi lebih intuitif dan praktis bagi pengguna.
- Skalabilitas : DNS dirancang untuk mengelola skala besar dan kompleksitas infrastruktur jaringan. Dengan DNS, ribuan dan bahkan jutaan nama domain dapat dikelola dengan efisien dan diarahkan ke alamat IP yang tepat. Ini memungkinkan pertumbuhan dan pengembangan internet yang cepat.
- Redundansi dan Ketersediaan Tinggi : DNS memungkinkan replikasi data dan distribusi server DNS di seluruh jaringan. Ini memberikan redundansi dan ketersediaan tinggi, sehingga jika satu server DNS tidak tersedia, permintaan dapat dialihkan ke server DNS lainnya. Hal ini memastikan bahwa sistem DNS tetap beroperasi bahkan saat terjadi kegagalan pada server tertentu.
- Caching : DNS Server dapat melakukan caching atau penyimpanan sementara dari informasi yang diterima. Ketika DNS Server menerima permintaan untuk menerjemahkan nama domain, server akan mencoba mencari catatan (record) yang sesuai dalam cache-nya sebelum mengirim permintaan ke server DNS lainnya. Jika catatan tersebut ditemukan dalam cache, maka server dapat mengembalikan hasilnya secara langsung tanpa harus mencari ke server lain, menghemat waktu dan bandwidth.
- Penemuan Layanan : DNS juga dapat digunakan untuk penemuan layanan di jaringan. Dalam hal ini, DNS menyimpan catatan (record) yang menghubungkan nama layanan dengan alamat IP dan port yang terkait. Misalnya, dalam protokol Voice over IP (VoIP), DNS dapat digunakan untuk mencari alamat IP server VoIP yang tersedia.
- Manajemen Pembaruan : DNS memungkinkan manajemen pembaruan dan perubahan informasi yang terkait dengan nama domain. Admin DNS dapat memperbarui catatan DNS untuk mengarahkan nama domain ke alamat IP yang baru atau mengubah pengaturan DNS lainnya. Perubahan ini dapat dengan cepat dan mudah diterapkan di seluruh jaringan.
Kekurangan DNS server:
- Ketergantungan terhadap Server DNS : DNS bergantung pada server DNS yang berfungsi untuk menerjemahkan nama domain menjadi alamat IP yang sesuai. Jika server DNS mengalami masalah atau kegagalan, dapat menyebabkan gangguan akses ke sumber daya internet. Ketergantungan pada server DNS membuat sistem rentan terhadap gangguan layanan atau serangan DDoS (Distributed Denial of Service).
- Kecepatan dan Latensi : Proses DNS melibatkan beberapa langkah yang melibatkan pertanyaan dan respons antara server DNS. Ini dapat mempengaruhi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan permintaan DNS dan mengembalikan alamat IP yang sesuai. Latensi jaringan atau kelebihan lalu lintas juga dapat mempengaruhi kinerja DNS dan mengakibatkan penundaan dalam pengambilan alamat IP.
- Caching Tidak Konsisten : Meskipun caching dapat mempercepat respons DNS dengan menyimpan data yang diterima, caching juga dapat menyebabkan masalah ketika ada pembaruan informasi. Jika ada perubahan alamat IP yang berkaitan dengan nama domain, beberapa pengguna mungkin masih menerima data yang telah kedaluwarsa dari cache mereka, menyebabkan akses yang tidak akurat atau gagal.
- Keamanan : DNS dapat rentan terhadap serangan DNS spoofing atau cache poisoning, di mana informasi DNS palsu atau tidak sah ditempatkan dalam cache DNS. Hal ini dapat menyebabkan pengguna diarahkan ke alamat IP yang salah atau terlibat dalam serangan phishing atau serangan lainnya. Perlindungan terhadap serangan semacam itu memerlukan langkah-langkah keamanan tambahan.
- Kurangnya Privasi : Secara default, permintaan DNS dan data yang dikirim dalam prosesnya dapat terlihat dan terekam oleh penyedia layanan internet (ISP) atau pihak ketiga lainnya. Ini dapat mengurangi privasi pengguna dan memungkinkan pengumpulan data tentang kebiasaan dan preferensi browsing.
- Kesulitan Skalabilitas : Dalam beberapa kasus, manajemen dan skalabilitas DNS kompleks terutama jika infrastruktur jaringan sangat besar dan kompleks. Pengaturan dan konfigurasi yang tidak tepat atau kekurangan kapasitas dapat menyebabkan kinerja yang buruk atau kesulitan dalam pemeliharaan dan pengelolaan.
- Ketergantungan terhadap Server DNS : DNS bergantung pada server DNS yang berfungsi untuk menerjemahkan nama domain menjadi alamat IP yang sesuai. Jika server DNS mengalami masalah atau kegagalan, dapat menyebabkan gangguan akses ke sumber daya internet. Ketergantungan pada server DNS membuat sistem rentan terhadap gangguan layanan atau serangan DDoS (Distributed Denial of Service).
- Kecepatan dan Latensi : Proses DNS melibatkan beberapa langkah yang melibatkan pertanyaan dan respons antara server DNS. Ini dapat mempengaruhi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan permintaan DNS dan mengembalikan alamat IP yang sesuai. Latensi jaringan atau kelebihan lalu lintas juga dapat mempengaruhi kinerja DNS dan mengakibatkan penundaan dalam pengambilan alamat IP.
- Caching Tidak Konsisten : Meskipun caching dapat mempercepat respons DNS dengan menyimpan data yang diterima, caching juga dapat menyebabkan masalah ketika ada pembaruan informasi. Jika ada perubahan alamat IP yang berkaitan dengan nama domain, beberapa pengguna mungkin masih menerima data yang telah kedaluwarsa dari cache mereka, menyebabkan akses yang tidak akurat atau gagal.
- Keamanan : DNS dapat rentan terhadap serangan DNS spoofing atau cache poisoning, di mana informasi DNS palsu atau tidak sah ditempatkan dalam cache DNS. Hal ini dapat menyebabkan pengguna diarahkan ke alamat IP yang salah atau terlibat dalam serangan phishing atau serangan lainnya. Perlindungan terhadap serangan semacam itu memerlukan langkah-langkah keamanan tambahan.
- Kurangnya Privasi : Secara default, permintaan DNS dan data yang dikirim dalam prosesnya dapat terlihat dan terekam oleh penyedia layanan internet (ISP) atau pihak ketiga lainnya. Ini dapat mengurangi privasi pengguna dan memungkinkan pengumpulan data tentang kebiasaan dan preferensi browsing.
- Kesulitan Skalabilitas : Dalam beberapa kasus, manajemen dan skalabilitas DNS kompleks terutama jika infrastruktur jaringan sangat besar dan kompleks. Pengaturan dan konfigurasi yang tidak tepat atau kekurangan kapasitas dapat menyebabkan kinerja yang buruk atau kesulitan dalam pemeliharaan dan pengelolaan.
Langkah-Langkah Konfigurasi DNS Server pada Debian 10
1.Silahkan kalian masuk ke VirtualBox dan jalankan Virtual Machine Debian Server yang telah kalian buat install sebelumnya. Lalu jalankan Virtual Machine nya dengan menekan tombol "Start"
2.Login ke mode root dengan mengetik "root" pada menu login, dan masukkan password root kalian,
3. Lalu masukkan perintah "nano /etc/network/interfaces" untuk menyetting IP address. Jika sudah bisa kalian simpan dengan klik CTRL X, klik Y dan enter.
4. Lalu restart IP dengan perintah “/etc/init.d/networking restart”, kemudian cek IP kita apakah sudah berubah dengan perintah “ip a”
5. Masukkan file ISO DVD 2 ke Debian, dengan cara pilih Piranti lalu Dive Optik dan masukkan file DVD 2 nya.
7. Install bind9 dengan perintah "apt install bind9 dnsutils". Jika ada pertanyaan "y/n" klik "y" kemudian enter.
8. Jika diminta memasukkan DVD 1, masukkan file ISO DVD 1 nya ke Debian, dengan cara pilih Piranti lalu Dive Optik dan masukkan file DVD 1 nya lalu klik enter.
9. Dan jika diminta memasukkan DVD 2, masukkan file ISO DVD 2 nya ke Debian, dengan cara pilih Devices-optical drive lalu masukkan file iso debian 10 DVD 2 dan klik Force unmount nya lalu klik enter.
10. Masukkan perintah "dpkg -l bind9", lalu cek jika ada tulisan "ii bind9" berarti berhasil terinstall. Lalu keluar kembali ke terminal dengan cara klik CTRL C. Lalu masuk ke directory bind dengan perintah "cd /etc/bind" dan ketik "ls" untuk mengecek file nya.
11. Membuat file forward, dengan cara copy file.db.local dengan perintah "cp db.local db.kelompok2" untuk nama file baru nya bisa kalian sesuaikan. Dan juga ketikkan "cp db.127 db.211" untuk nama nya menyesuaikan oktan pertama IP kalian, karena IP DNS saya disini 211.20.24.30 maka saya pakai 211.
12. Lalu masukkan perintah "nano db.kelompok2" untuk konfigurasi file nya.
NB: YANG PERLU DI UBAH :- Untuk localhost bisa kalian ubah sesuai domain kalian contoh : kelompok2.net
- Untuk AAAA, kalian hapus dan sisakan satu A saja.
- Untuk @ pada baris ke3 kalian ubah menjadi www.
- Untuk IP default 127.0.0.1 dan dibawahnya yaitu ::1 kalian ubah menjadi IP kalian.
13. Jika sudah konfigurasinya bisa kalian simpan dengan klik CTRL X, klik Y dan enter. Lalu kalian ketikkan nano "db.211" untuk konfigurasi file selanjutnya
14.Jika sudah konfigurasinya bisa kalian simpan dengan klik CTRL X, klik Y dan enter. Lalu kalian ketikkan nano "db.211" untuk konfigurasi file selanjutnya
16. Silahkan kalian scroll ke bawah dan tambahkan baris baru, Jika sudah konfigurasinya bisa kalian simpan dengan klik CTRL X, klik Y dan enter. setelah itu masukkan perintah "nano /etc/resolv.conf"
17. Masukkan nameserver menjadi IP Server kalian, dan search menjadi nama Domain kalian, lalu Ctrl+s untuk menyimpan dan Ctrl+x untuk keluar konfigurasi
18. Silahkan kalian restart konfigurasi bind9 nya dengan memasukkan perintah "/etc/init.d/bind9 restart" dan pastikan muncul tuluisan ok. Dan kalian cek status dns nya dengan perintah "/etc/init.d/bind9 status" dan pastikan active (running).
19. Selanjutnya kita perlu melakukan konfigurasi paket apache2 nya dengan cara kalian ketik "apt install apache2"
NB: Karena saya sudah menginstall paket apache2 jadi tampilannya seperti ini
20. Masukkan perintah "dpkg -l apache2", lalu cek jika ada tulisan "ii apache2" berarti berhasil terinstall
21. Ketik "cd /etc/apache2/sites-available/" untuk masuk ke direktori apache2 nya dan ketik "ls" lalu cek direktori nya.
22. Ketikkan "cp 000-default.conf kelompok2.conf" untuk kelompok2.conf bisa kalian ganti dengan nama kalian, lalu ketik "ls" untuk melihat apakah file nya sudah terdeteksi.
23.Masukkan perintah "nano kelompok2.conf" untuk masuk ke direktori nya. Pada webmaster@localhost kalian ganti menjadi gmail kalian, contohnya "ServerAdmin alenelamft@gmail.com" jika sudah bisa kalian simpan dengan klik CTRL X, klik Y lalu enter.
24. Masukkan perintah "a2dissite 000-default.conf" untuk menonaktifkan file default web tadi.
25. Lalu aktifkan file kita dengan perintah "a2ensite kelompok2.conf".
26. Ketikkan "cd /var/www/html/" untuk pindah ke direktori html dan ketik "ls" untuk mengcek direktori nya.
27. Lalu ketikkan "nano index.html" untuk mengedit file HTML nya. Lalu kita tekan CTRL+Shift untuk ngeblok lalu scroll kebawah dan tekan CTRL+K untuk menghapus.
28.Lalu kalian ketikkan kode HTML sesuka kalian. Jika sudah bisa kalian simpan dengan klik CTRL X, klik Y lalu enter, dan restart apache2 nya dengan mengetikkan perintah "/etc/init.d/apache2 restart" dan pastikan muncul tulisan OK.
29. Lalu ketik cd untuk kembali. Lalu ketikkan "nslookup 211.20.24.30" dan "nslookup kelompok2.net".
30. Lalu kalian masuk ke view network connection dan pilih ethernet yang dipilih diawal tadi. Lalu kalian konfigurasi IPv4 nya, untuk IP address nya kalian pakai IP baru sedangkan untuk Gateway nya kalian pakai IP Debian nya. Dan untuk DNS Server nya kalian masukkan juga IP Debian tadi.
31. Kemudian kalian masuk ke CMD untuk ping IP Debian nya, lalu kalian ketikkan "nslookup 211.20.24.30" dan "nslookup kelompok2.net".
Sekian penjelasan dari saya.Mohon maaf sebesar-besarnya apabila ada salah kata.Semoga mudah dipahami dam bermanfaat bagi kita semua.Terimakasih..
Wassalamualaikum Wr.Wb
3. Lalu masukkan perintah "nano /etc/network/interfaces" untuk menyetting IP address. Jika sudah bisa kalian simpan dengan klik CTRL X, klik Y dan enter.
4. Lalu restart IP dengan perintah “/etc/init.d/networking restart”, kemudian cek IP kita apakah sudah berubah dengan perintah “ip a”
5. Masukkan file ISO DVD 2 ke Debian, dengan cara pilih Piranti lalu Dive Optik dan masukkan file DVD 2 nya.
7. Install bind9 dengan perintah "apt install bind9 dnsutils". Jika ada pertanyaan "y/n" klik "y" kemudian enter.
8. Jika diminta memasukkan DVD 1, masukkan file ISO DVD 1 nya ke Debian, dengan cara pilih Piranti lalu Dive Optik dan masukkan file DVD 1 nya lalu klik enter.
10. Masukkan perintah "dpkg -l bind9", lalu cek jika ada tulisan "ii bind9" berarti berhasil terinstall. Lalu keluar kembali ke terminal dengan cara klik CTRL C. Lalu masuk ke directory bind dengan perintah "cd /etc/bind" dan ketik "ls" untuk mengecek file nya.
11. Membuat file forward, dengan cara copy file.db.local dengan perintah "cp db.local db.kelompok2" untuk nama file baru nya bisa kalian sesuaikan. Dan juga ketikkan "cp db.127 db.211" untuk nama nya menyesuaikan oktan pertama IP kalian, karena IP DNS saya disini 211.20.24.30 maka saya pakai 211.
12. Lalu masukkan perintah "nano db.kelompok2" untuk konfigurasi file nya.
NB: YANG PERLU DI UBAH :
- Untuk localhost bisa kalian ubah sesuai domain kalian contoh : kelompok2.net
- Untuk AAAA, kalian hapus dan sisakan satu A saja.
- Untuk @ pada baris ke3 kalian ubah menjadi www.
- Untuk IP default 127.0.0.1 dan dibawahnya yaitu ::1 kalian ubah menjadi IP kalian.
13. Jika sudah konfigurasinya bisa kalian simpan dengan klik CTRL X, klik Y dan enter. Lalu kalian ketikkan nano "db.211" untuk konfigurasi file selanjutnya
14.Jika sudah konfigurasinya bisa kalian simpan dengan klik CTRL X, klik Y dan enter. Lalu kalian ketikkan nano "db.211" untuk konfigurasi file selanjutnya
17. Masukkan nameserver menjadi IP Server kalian, dan search menjadi nama Domain kalian, lalu Ctrl+s untuk menyimpan dan Ctrl+x untuk keluar konfigurasi
18. Silahkan kalian restart konfigurasi bind9 nya dengan memasukkan perintah "/etc/init.d/bind9 restart" dan pastikan muncul tuluisan ok. Dan kalian cek status dns nya dengan perintah "/etc/init.d/bind9 status" dan pastikan active (running).
19. Selanjutnya kita perlu melakukan konfigurasi paket apache2 nya dengan cara kalian ketik "apt install apache2"
NB: Karena saya sudah menginstall paket apache2 jadi tampilannya seperti ini
20. Masukkan perintah "dpkg -l apache2", lalu cek jika ada tulisan "ii apache2" berarti berhasil terinstall
21. Ketik "cd /etc/apache2/sites-available/" untuk masuk ke direktori apache2 nya dan ketik "ls" lalu cek direktori nya.
22. Ketikkan "cp 000-default.conf kelompok2.conf" untuk kelompok2.conf bisa kalian ganti dengan nama kalian, lalu ketik "ls" untuk melihat apakah file nya sudah terdeteksi.
23.Masukkan perintah "nano kelompok2.conf" untuk masuk ke direktori nya. Pada webmaster@localhost kalian ganti menjadi gmail kalian, contohnya "ServerAdmin alenelamft@gmail.com" jika sudah bisa kalian simpan dengan klik CTRL X, klik Y lalu enter.
24. Masukkan perintah "a2dissite 000-default.conf" untuk menonaktifkan file default web tadi.
25. Lalu aktifkan file kita dengan perintah "a2ensite kelompok2.conf".
26. Ketikkan "cd /var/www/html/" untuk pindah ke direktori html dan ketik "ls" untuk mengcek direktori nya.
27. Lalu ketikkan "nano index.html" untuk mengedit file HTML nya. Lalu kita tekan CTRL+Shift untuk ngeblok lalu scroll kebawah dan tekan CTRL+K untuk menghapus.
28.Lalu kalian ketikkan kode HTML sesuka kalian. Jika sudah bisa kalian simpan dengan klik CTRL X, klik Y lalu enter, dan restart apache2 nya dengan mengetikkan perintah "/etc/init.d/apache2 restart" dan pastikan muncul tulisan OK.
30. Lalu kalian masuk ke view network connection dan pilih ethernet yang dipilih diawal tadi. Lalu kalian konfigurasi IPv4 nya, untuk IP address nya kalian pakai IP baru sedangkan untuk Gateway nya kalian pakai IP Debian nya. Dan untuk DNS Server nya kalian masukkan juga IP Debian tadi.
31. Kemudian kalian masuk ke CMD untuk ping IP Debian nya, lalu kalian ketikkan "nslookup 211.20.24.30" dan "nslookup kelompok2.net".
Sekian penjelasan dari saya.Mohon maaf sebesar-besarnya apabila ada salah kata.Semoga mudah dipahami dam bermanfaat bagi kita semua.Terimakasih..
Wassalamualaikum Wr.Wb
Komentar
Posting Komentar