KONFIGURASI DATABASE SERVER PADA DEBIAN 10
CARA KONFIGURASI DATABASE SERVER PADA DEBIAN 10
Assalamualaikum wr.wb
Perkenalkan nama saya Najwa Tsani Azzahra dari kelas XI TKJ 2.Pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan mengenai cara konfigurasi Database Server Pada Debian 10 beserta gambar.Berikut adalah Pengertian,fungsi,jenis,cara kerja, kelebihan, kekurangan, dan langkah-langkah nya.Simak dan pahami dengan baik yaa.
Pengertian Database Server
Database adalah sistem penyimpanan yang terorganisir untuk mengelola data. Ini memungkinkan pengguna untuk menyimpan, mencari, dan mengolah informasi dengan mudah. Misalnya, dalam database relasional, data disimpan dalam tabel yang terhubung, sedangkan database NoSQL lebih fleksibel untuk data yang tidak terstruktur. Penggunaan database sangat luas, dari aplikasi bisnis hingga platform online.
Fungsi Database Server
- Penyimpanan Data : Database server menyimpan data dalam format terstruktur.Sehingga memudahkan pengorganisasian dan pengelolaan data.
- Keamanan : Database server mengelola akses pengguna dengan sistem autentikasi dan otorisasi. Ini memastikan hanya pengguna yang berwenang yang dapat mengakses atau mengubah data.
- Pengolahan Permintaan : Ketika aplikasi atau pengguna mengajukan kueri (permintaan untuk mengambil atau memanipulasi data), database server memproses kueri tersebut dan mengembalikan hasilnya. Ini dilakukan dengan menggunakan bahasa query, seperti SQL.
- Cadangan dan Pemulihan : Database server menyediakan mekanisme untuk mencadangkan data secara rutin, sehingga jika terjadi kehilangan data akibat kerusakan atau kesalahan, data dapat dipulihkan dengan mudah.
- Kinerja dan Optimasi : Database server mengoptimalkan kinerja dengan teknik seperti caching, indeksasi, dan pengaturan sumber daya, sehingga kueri dapat dijalankan dengan cepat.
- Multi-User Access : Database server memungkinkan banyak pengguna dan aplikasi untuk mengakses data secara bersamaan, dengan menjaga integritas data.
- Transaksi : Database server mendukung transaksi, yang merupakan serangkaian operasi yang harus dilakukan secara keseluruhan. Jika satu bagian gagal, seluruh transaksi dibatalkan, menjaga konsistensi data.
Jenis Database Server
- Database Relasional : Mengorganisir data dalam tabel dengan hubungan antar tabel, menggunakan SQL. Contoh: MySQL, PostgreSQL.
- Database NoSQL : Dirancang untuk menangani data tidak terstruktur, sering kali lebih fleksibel. Contoh: MongoDB, Cassandra.
- Database Berbasis Cloud : Menyediakan penyimpanan data yang diakses melalui internet. Contoh: Amazon RDS, Google Cloud Firestore.
- Database Graf : Menggunakan struktur graf untuk menghubungkan data, cocok untuk hubungan yang kompleks. Contoh: Neo4j.
- Database Hierarkis : Mengorganisir data dalam struktur pohon, dengan hubungan induk-anak. Contoh: IBM Information Management System (IMS).
- Database Objek : Menyimpan data dalam format objek, cocok untuk aplikasi yang berbasis objek. Contoh: db4o.
Cara Kerja Database Server
- Penyimpanan Data: Data disimpan dalam struktur terorganisir, seperti tabel atau dokumen, tergantung pada jenis database.
- Query: Pengguna atau aplikasi mengajukan permintaan (kueri) untuk mengakses atau memanipulasi data, biasanya menggunakan bahasa query seperti SQL.
- Pengolahan Kueri: Database server memproses kueri, melakukan pencarian, penghitungan, atau perubahan sesuai permintaan.
- Pengembalian Hasil: Setelah memproses kueri, database server mengembalikan hasilnya kepada pengguna atau aplikasi.
- Keamanan dan Transaksi: Selama proses ini, database juga mengelola keamanan dan memastikan transaksi dijalankan secara konsisten.
Kelebihan Database Server
- Penyimpanan terstruktur yang memudahkan akses.
- Kontrol akses untuk melindungi data.
- Menjaga akurasi dan konsistensi.
- Banyak pengguna dapat mengakses data sekaligus.
- Fasilitas untuk mencadangkan dan memulihkan data.
- Mudah ditingkatkan untuk menampung lebih banyak data atau pengguna.
- Menjamin keamanan dan konsistensi data.
Kekurangan Database Server
- Pengadaan dan pemeliharaan yang mahal.
- Memerlukan pengetahuan teknis untuk pengelolaan.
- Proses pembuatan yang memakan waktu.
- Kinerja bisa menurun pada database besar.
- Rentan terhadap serangan siber jika tidak dikelola baik.
- Perubahan teknologi bisa mempengaruhi sistem.
Langkah-langkah
2. Kemudian tulis konfigurasinya seperti gambar dibawah ini. Jika sudah keluar konfigurasi dengan menekan tombol Ctrl+O untuk menyimpan dan Ctrl+X untuk keluar konfigurasi.
3.Lalu restart IP dengan perintah “/etc/init.d/networking restart”, kemudian cek IP kita apakah sudah berubah dengan perintah “ip a”
Langkah-Langkah Menghubungkan Form HTML dengan Database PHP :
3. Lalu ketik "cp index.html index.php" untuk rename file nya menjadi php dan "rm index.html" untuk menghapus file index yang lama.
Sekian penjelasan dari saya.Mohon maaf sebesar-besarnya apabila ada salah kata.Semoga mudah dipahami dam bermanfaat bagi kita semua.Terimakasih..
Komentar
Posting Komentar