CARA KONFIGURASI PROXMOX PADA DEBIAN 12

 CARA INSTALL PROXMOX PADA DEBIAN 12

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Perkenalkan, nama saya Najwa Tsani Azzahra dari kelas XII TKJ 2.Pada kesempatan kali ini, saya akan menyampaikan materi tentang Konfigurasi Proxmox pada Debian 12.Sebelum kita masuk ke langkah-langkah konfigurasi secara teknis, mari kita pahami terlebih dahulu penjelasan singkat mengenai apa itu Proxmox dan VPS serta bagaimana keduanya berperan dalam sistem operasi Debian.

Pengertian PROXMOX

Proxmox VE (Virtual Environment) merupakan platform virtualisasi open-source yang dikembangkan di atas sistem operasi Debian Linux. Proxmox memungkinkan administrator sistem untuk menjalankan dan mengelola banyak mesin virtual dan container dalam satu server fisik menggunakan teknologi virtualisasi KVM (Kernel-based Virtual Machine) dan LXC (Linux Container).Proxmox banyak digunakan di dunia industri dan pendidikan karena memiliki fitur-fitur lengkap seperti manajemen berbasis web, backup otomatis, live migration, dan dukungan untuk clustering atau pengelompokan server. Dengan Proxmox, penggunaan sumber daya server menjadi lebih efisien karena beberapa sistem operasi bisa dijalankan secara bersamaan dalam satu perangkat keras.

Fungsi PROXMOX

  • Menjalankan mesin virtual (VM) menggunakan teknologi KVM.
  • Menjalankan container (LXC) untuk virtualisasi ringan.
  • Mengelola VM dan container melalui antarmuka web (GUI).
  • Mendukung fitur backup dan restore otomatis.
  • Menyediakan fitur live migration antar server tanpa downtime.
  • Mengelola berbagai jenis penyimpanan (storage) seperti local, NFS, iSCSI, dan Ceph.
  • Menyediakan manajemen jaringan virtual untuk VM dan container.
  • Mendukung cluster dan high availability (HA) untuk lingkungan server skala besar.
  • Menyediakan akses command line (CLI) dan API untuk konfigurasi lanjutan.
  • Meningkatkan efisiensi dan pemanfaatan sumber daya server fisik.

Cara Kerja PROXMOX

  • Diinstal langsung pada server fisik (bare-metal) sebagai sistem operasi utama berbasis Debian.
  • Menggunakan KVM untuk menjalankan mesin virtual (virtualisasi penuh).
  • Menggunakan LXC untuk menjalankan container (virtualisasi ringan).
  • Menyediakan antarmuka web (GUI) untuk mengelola VM, container, jaringan, dan storage.
  • Mendukung berbagai jenis penyimpanan (local disk, NFS, iSCSI, Ceph, ZFS, dll).
  • Setiap VM dan container berjalan secara terpisah dan bisa menggunakan sistem operasi sendiri.
  • Bisa melakukan backup dan restore VM/container secara otomatis atau manual.
  • Mendukung live migration, yaitu memindahkan VM dari satu node ke node lain tanpa harus mematikan sistem.
  • Bisa diatur dalam bentuk cluster untuk menggabungkan beberapa node Proxmox dan mengaktifkan High Availability (HA).
  • Administrator dapat menggunakan CLI (command line interface) atau API untuk kontrol lanjutan.

Kelebihan PROXMOX

  • Open-source dan gratis.
  • Antarmuka web yang user-friendly.
  • Mendukung cluster dan failover (high availability).
  • Dapat mengelola VM dan container secara bersamaan.
  • Backup dan snapshot built-in.
  • Dukungan komunitas luas dan dokumentasi lengkap.

Kekurangan PROXMOX

  • Antarmuka cukup kompleks bagi pemula yang belum terbiasa dengan manajemen server atau virtualisasi.
  • Butuh spesifikasi hardware yang cukup, terutama saat menjalankan banyak VM sekaligus.
  • Fitur enterprise (support resmi, update stabil) memerlukan langganan berbayar.
  • Kurang cocok untuk pengguna awam atau kebutuhan hosting sederhana.
  • Pengaturan jaringan dan storage cukup rumit jika menggunakan konfigurasi tingkat lanjut.
  • Tidak sepopuler VMware atau Hyper-V di dunia industri besar, sehingga terkadang sulit mencari teknisi berpengalaman.

Pengertian VPS (Virtual Private Server)

Virtual Private Server (VPS) adalah layanan hosting berbasis virtualisasi di mana satu server fisik dibagi menjadi beberapa server virtual. Setiap VPS memiliki sistem operasi, CPU, RAM, dan ruang penyimpanan sendiri yang tidak terpengaruh oleh VPS lain di dalam server yang sama.VPS memberikan fleksibilitas dan kontrol penuh kepada pengguna untuk menginstal software, mengatur konfigurasi sistem, dan mengelola keamanan sesuai kebutuhan. VPS sering digunakan untuk hosting website, aplikasi, server game, email server, hingga pengembangan sistem.

Fungsi VPS (Virtual Private Server)

  • Menjalankan dan menghosting website.
  • Menjadi server aplikasi (web app, database, dsb).
  • Digunakan sebagai server email pribadi.
  • Menjadi lingkungan untuk testing dan pengembangan (development).
  • Memberikan akses root dan kontrol penuh terhadap sistem operasi.
  • Digunakan sebagai server VPN atau tunneling.
  • Menjalankan bot otomatis (Telegram, Discord, trading, dll).
  • Menyediakan ruang penyimpanan online atau backup data.
  • Mengatur firewall dan sistem keamanan secara mandiri.
  • Mendukung instalasi software bebas sesuai kebutuhan pengguna.

Cara Kerja VPS (Virtual Private Server)

  • Satu server fisik (dedicated server) dibagi menjadi beberapa bagian menggunakan software virtualisasi (seperti KVM, OpenVZ, atau VMware).
  • Setiap bagian hasil pembagian tersebut disebut VPS, dan masing-masing memiliki sistem operasi, CPU, RAM, dan penyimpanan tersendiri, seolah-olah seperti server fisik mandiri.
  • Pengguna VPS bisa menginstal software, mengubah konfigurasi sistem, dan menjalankan layanan sesuai kebutuhan, layaknya menggunakan komputer pribadi berbasis Linux atau Windows.
  • VPS berjalan secara terisolasi satu sama lain, sehingga gangguan pada satu VPS tidak mempengaruhi VPS lainnya di server fisik yang sama.
  • VPS bisa diakses dari jarak jauh menggunakan SSH (untuk Linux) atau RDP (untuk Windows) untuk mengelola dan mengoperasikan server tersebut.
  • Semua proses ini memungkinkan pengguna memiliki kontrol penuh terhadap lingkungan server, tanpa perlu memiliki atau menyewa seluruh server fisik.

Kelebihan VPS (Virtual Private Server)

  • Kontrol penuh (root access): Pengguna bebas menginstal dan mengonfigurasi sistem sesuai kebutuhan.
  • Kinerja lebih stabil: Tidak terpengaruh langsung oleh pengguna lain seperti di shared hosting.
  • Skalabilitas tinggi: Bisa upgrade resource (RAM, CPU, storage) tanpa harus pindah server.
  • Biaya lebih murah dibanding dedicated server, tapi dengan performa yang mendekati.
  • Cocok untuk berbagai keperluan: Hosting web, mail server, VPN, bot, game server, dll.
  • Keamanan lebih baik: Setiap VPS berjalan secara terisolasi.
  • Akses jarak jauh (remote) 24/7: Bisa dikelola dari mana saja melalui SSH atau RDP.

Kekurangan VPS (Virtual Private Server)

  • Butuh pengetahuan teknis: Pengelolaan VPS tidak semudah shared hosting, perlu paham Linux/Windows Server.
  • Tanggung jawab keamanan di tangan pengguna: Harus mengatur firewall, update sistem, dan backup sendiri.
  • Jika server fisik bermasalah, semua VPS ikut terdampak.
  • Masih berbagi sumber daya secara fisik: Jika penyedia over-selling (membagi terlalu banyak VPS), performa bisa turun.Konfigurasi awal bisa rumit, terutama bagi pemula.

Langkah-langkah konfigurasi dan instalasi PROXMOX

1.Sebelum memulai instalasi Proxmox, pastikan kamu sudah menyiapkan file ISO-nya. File ISO Proxmox dapat diunduh langsung dari situs resminya.Selain itu, kamu juga memerlukan VMware untuk menjalankan Proxmox secara virtual. Kamu bisa mengunduh VMware dari situs resminya.

2.Setelah file ISO Proxmox berhasil diinstal dari situs resminya, langkah selanjutnya adalah membuka aplikasi VMware yang sudah terpasang. Pada halaman utama VMware, pilih opsi "Create a New Virtual Machine" untuk memulai proses pembuatan mesin virtual baru.


3.Apabila tampilannya seperti gambar di bawah ini, langsung saja klik next untuk melanjutkan ke langkah berikutnya dalam proses pembuatan virtual machine.


4.Kemudian masukkan ISO Proxmox yang telah diinstal lalu klik next


5.Setelah itu, pada bagian Guest Operating System, pilih opsi Linux. Lalu, pada bagian Version, pilih versi yang sesuai, misalnya Debian 12.x 64-bit. Setelah memilih, klik next untuk melanjutkan.


6.Selanjutnya, kalian bisa mengganti nama virtual machine sesuai keinginan. Kalian juga dapat menyesuaikan lokasi penyimpanan file virtual machine sesuai kebutuhan. Jika sudah selesai, klik next untuk melanjutkan ke langkah berikutnya.

7.Pada tahap ini, kalian bisa menyesuaikan kapasitas hard disk virtual sesuai kebutuhan. Di sini, saya mengisikan sebesar 20 GB sebagai contoh. Setelah itu, klik next untuk melanjutkan.


8.Lalu klik Customize Hardware


9.Kalian sesuaikan memory sesuai dengan kebutuhan kalian.


10.Lalu kalian masuk ke network adapter ubah menjadi bridged. Kemudian pilih close dan klik finish


11.Jika semua pengaturan sudah selesai, kalian bisa langsung menjalankan virtual machine untuk memulai proses instalasi Proxmox. Setelah VM berjalan, instalasi akan dimulai secara otomatis dari file ISO yang telah dimasukkan sebelumnya.

Instalasi PROXMOX

1.Saat tampilan awal instalasi muncul, pilih opsi Install Proxmox VE (Graphical) untuk memulai proses instalasi.


2.Geser kebawah/kanan .Lalu klik I agree


3.Pada bagian Proxmox Virtual Environment (PVE) kalian klik next

4.Pilih Country: Indonesia dan atur Time Zone: Asia/Jakarta, lalu klik next untuk melanjutkan ke langkah berikutnya.


5.Selanjutnya, buat password untuk akun Proxmox kalian. Pastikan password mudah diingat namun tetap aman. Lalu, masukkan alamat email yang akan digunakan untuk menerima notifikasi sistem. Jika sudah, klik next untuk melanjutkan.


6.Pada langkah ini, buat hostname untuk Proxmox kalian. Setelah itu, pada bagian network configuration, IP address biasanya sudah otomatis terisi melalui DHCP dari router. Jangan ubah pengaturannya, karena kita akan menggunakan IP DHCP tersebut untuk mengakses Proxmox nantinya. Jika sudah, klik next.


7.Klik Install




8.Login dengan menggunakan root dan masukkan password yang telah dibuat.


9.Kemudian, cek ip dengan perintah ip a dan selanjutnya ping 8.8.8.8 untuk mengecek apakah proxmox kita sudah mendapatkan internet atau belum.




10.Setelah instalasi selesai dan server Proxmox berjalan, buka browser di komputer kalian.Ketikkan alamat IP yang diberikan oleh DHCP router, lalu tambahkan port :8006, misalnya 10.222.6.25:8006.Klik Anvanced.
 


11.Setelah halaman login muncul, masukkan username: root dan password yang telah kalian buat sebelumnya saat instalasi.


12.Silakan unduh templatenya terlebih dahulu.Untuk mengunduhnya klik ct templates. Jika sudah, statusnya akan berubah menjadi OK.




13.Klik create ct.Maka tampilanya akan seperti gambar dibawah ini. Kemudian masukkan hostname dan password jika sudah klik next.


14.Langkah selanjutnya adalah memilih template yang telah Anda unduh sebelumnya.


15.Pada bagian ini klik next atau kalian bisa mengisi sesuai dengan keinginan kalian.






16.Pada bagian Network kalian ubah ipv4 menjadi DHCP.


17.Klik next.


18.Silakan klik Finish untuk menyelesaikan proses, kemudian tunggu hingga sistem menampilkan status ok.





19.Silakan klik Start, kemudian pilih Console untuk masuk ke Debian Anda.Masuk ke sistem menggunakan root dan password yang telah di buat sebelumnya. 


20.Setelah berhasil masuk, periksa alamat IP dengan perintah ip a.



21.Kemudian, lakukan uji koneksi ke internet dengan menjalankan perintah ping 8.8.8.8 untuk memastikan kita mendapatkan internet atau belum.


22.Untuk memperbarui daftar paket dan meng-upgrade sistem, jalankan perintah apt update & apt upgrade.

23.Untuk mengaktifkan akses SSH bagi user root, buka file konfigurasi SSH dengan mengetik perintah nano /etc/ssh/sshd_config. Setelah file terbuka, cari baris yang mengandung #PermitRootLogin. Hapus tanda pagar (#) di awal baris tersebut untuk mengaktifkannya, lalu tambahkan kata yes sehingga baris tersebut menjadi PermitRootLogin yes. Setelah selesai, tekan Ctrl + S untuk menyimpan perubahan, kemudian tekan Ctrl + X untuk keluar dari editor.


24.Jalankan perintah apt install apache2 untuk menginstal web server. Setelah selesai, Apache2 akan otomatis berjalan.


25.Setelah Apache2 berhasil diinstal, langkah selanjutnya adalah masuk ke direktori utama web server dengan perintah cd /var/www/html.


26.Setelah berada di dalam direktori, Anda bisa mulai membuat file website. Ketik perintah sesuai contoh di bawah ini, atau sesuaikan dengan keinginan kalian.


27.Setelah membuat file website, buka browser di perangkat Anda lalu ketikkan alamat IP dari server Debian yang telah kalian cek sebelumnya. Jika semua langkah dilakukan dengan benar, maka halaman web akan tampil sesuai isi file yang kalian buat sebelumnya.


28.jika sudah save dan keluar lalu ketik ip a untuk melihat ip kalian dan jika sudah masuk ke cmd atau putty untuk melakukan remote, ketik ssh root@(ip kalian).


Bagaimana? Cukup mudah, bukan, proses instalasi Proxmox pada Debian 12 jika dilakukan langkah demi langkah dengan teliti? Mulai dari proses persiapan sistem, pengaturan jaringan, hingga instalasi Proxmox itu sendiri, semua bisa dilakukan dengan baik selama mengikuti panduan yang ada. Dengan Proxmox, kita dapat memanfaatkan teknologi virtualisasi secara maksimal untuk keperluan server, percobaan, ataupun pembelajaran. Semoga panduan ini dapat memberikan pemahaman baru dan membantu teman-teman dalam mengelola server virtual berbasis Linux. Terima kasih atas perhatian dan sampai jumpa di pembahasan berikutnya. Selamat mencoba dan semoga berhasil!






























































 





Komentar

Postingan populer dari blog ini

KONFIGURASI ISPCONFIG PADA DEBIAN 12

CARA INTALASI DEBIAN 10 DAN SETTING IP DI VIRTUAL BOX.

CARA KONFIGURASI VIRTUALMIN PADA DEBIAN 12